RTOP

Kamis, 19 Agustus 2010

Kematian Dalam Islam

Peristiwa yang akan diceritakan di bawah ini merujuk ke masa-masa awal Islam. Bangsa Arab saat itu melakukan tindakan sewenang-wenang dan kejam terhadap Nabi dan para pengikutnya yang masih sedikit.
Suatu ketika, seorang pemuka Arab mengirim delegasi kapada Nabi. Utusan itu berkata:
“Warga kabilah kami sangat ingin memeluk Islam, tetapi tidak ada da’I yang kompeten di sini. Kirimkanlah kepada kami seseorang yang benar-benar menguasai masalah ini.”
Rasulullah saw. Segera mengirimkan beberapa orang da’i. Tetapi setelah mereka sampai di perbatasan wilayah kabilah itu, pemuka kabilah dan orang-orangnya mengepung utusan Rasulullah dan mengeluarkan ultimatum,
“Pilih salah satu, menyerah atau mati!.”
Khubair bin Adi dan Zaid bin Asyna, menuruti kata mereka dan menyerahkan diri. Sedangkan utusan Rasulullah lainnya yang mencium adanya konspirasi jahat memilih untuk bertarung sampai mati. Kemudian si pemuka suku mengirim Khubair dan Zaid ke Mekah dalam keadaan terbelenggu.
Sementara itu pada saat perang Badar, banyak pemuka suku Quraisy yang terbunuh. Anak –anak pemuka suku itu membeli Khubair dengan harga yang sangat tinggi dan menyeretnya ke rumah diiringi sorak sorai keluarganya. Anak pemuka suku itu bertekad untuk membalaskan dendam orang tua mereka dengan cara membunuh Khubair di tempat umum dan dengan menggunakan cara-cara yang paling kejam.
Dalam keadaan terbelenggu rantai besi, Khubair dijebloskan kedalam penjara bawah tanah. Rintihan Khubair yang malang itu menyentuh perasaan salah seorang wanita di rumah itu. Dengan sembunyi-sembunyi, ia menyusup ke dalam penjara dan berkata,
“Wahai orang yang ditawan, ceritakan padaku jika engkau mempunyai suatu keinginan, aku akan mencoba memenuhi keinginanmu.”
Dengan mata berseri-seri Khubair menatap wanita itu dan berkata,
“Aku tidak mempunyai keinginan kecuali satu, katakan kapan aku akan dihukum mati dan jika engkau bersedia , pinjami aku pisau cukur guna mencukur rambutku.”
Wanita itu pergi dari hadapannya dan segera setelah itu ia mengirimkan anaknya yang masih kecil ke penjara dengan membawa pisau cukur yang tajam di tangannya. Khubair memegang anak kecil itu dan berkata sembari membelai rambutnya,
“Alangkah bodohnya ibumu, anakku. Dia telah menyerahkan dirimu ketangan pembunuh musuh bebuyutannya.”
Sang ibu menyadari kesembronoan perbuatannya,dan dalam perjalan ke penjara ia mendengar ucapan Khubair. Khawatir dengan keselamatan anaknya,sang ibu berlari kea rah pintu penjara. Khubair menyerahkan si anak kepada ibunya dan berkata,
“Jangan takut ibu !, tidak ada penghianatan dalam Islam.”
Pada hari eksekusi, Khubair diseret ke tempat terbuka . Dia meminta ijin untuk melaksanakan shalat terakhir, dan diijinkan. Khubair melaksanakan shalat agak cepat lalu katanya,
“Dalam keadaan normal, seseorang biasanya cenderung lebih lama dalam mengerjakan shalat. Namun aku cepat-cepat menyelesaikan shalatku agar kalian tidak menganggapku takut menghadapi kematian.”
Khubair masih diberi pilihan sebelum dikirim ke tiang gantung.
“Masih ada kesempatan selamat bagimu, tinggalkan Islam dan nikmati hidup bahagia.” Kata mereka dengan suara yang tenang dan pasti, Khubair menjawab,
“Kematian dalam keadaan Islam lebih mulia daripada hidup tanpa Islam.”
Di atas tiang pancang yang tinggi dan dibawah lemparan anak-anak panah dan tombak, sang Syahid yang pemberani itu menghembuskan nafas yang terakhir.
--------------------------------------- Tarikh-i-Hurriat-i-Islam------------------------------------------
RENUNGAN:
sejarah telah mencatat semangat yang luar biasa dari para sahabat dalam mempertahankan aqidah mereka. Khubair adalah salah satu dari mereka, Demi mempertahankan aqidahnya, Khubair rela menghadapi siksaan kaum kafir. Iming-iming kehidupan dunia yg mereka janjikan, sama sekali tidak menggoyahkan keimanannya. Benar, Sungguh benar apa yang dikatakan Khubair saat itu,
“Kematian dalam keadaan Islam lebih mulia daripada hidup tanpa Islam.”
Renungkanlah Sabda Rasulullah saw.:
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah saw. bersabda : Jarak antara dua ujung panah di sorga itu lebih baik dari semua apa yang telah terbit hingga terbenam di atasnya matahari. (Bukhari, Muslim).
Jika Khubair rela melepaskan kenikmatan dunia yang ditawarkan oleh musuh2 Islam, dan memilih Syahid di jalan-Nya, Bagaimana denganmu saudaraku ???

Sumber: Pesan Facebook Manu'-manu' Pattang 01 Juli jam 14:38 Balas

0 Tulis komentar Anda disini:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites