Ada Seorang teman namanya
Manu'-manu' Pattang mengirimkan sebuah cerita islami yang enak di baca, saya menampilkannya di blog spaya teman-teman yang lain berkesempatan membacanya.
Tema-teman sekalian mari kita baca dan sikapi cerita berikut.
SRIKANDI ARAB
Wahai para penghuni tenda ! bergegaslah !
lipat tenda kalian ! kafilah telah siap menunggu !
Suara genderang telah ditabuh, Diatas punggung unta mereka telah siaga !
HANYA sedikit sarjana sejarah Islam yang tidak mengakui prestos yang diraih khalifah-khalifah dinasti Umayyah. Tetapi tidak banyak orang yang tahu bila Hindun, nenek moyang khalifah-khalifah ini, terkenal di seluruh semenanjung Arab karena keberaniannya dalam melawan maupun membela Islam.
Kita tahu persis beberapa jumlah orang yang meraih kehormatan sebagai syahid karena di bunuh oleh Hindun muda. Para sejarawan tidak mencatat sedikitpun tentang peristiwa-peristiwa berbahaya yang telah ditimbulkan oleh Hindun muda.
Penelitian para sarjana tidak mampu mengungkap berapa kendi air yang harus diminum oleh Abu Sufyan, demi menghilangkan rasa takut setelah ia melihat keganasan Hindun muda.
Tetapi yang penting dari semua itu adalah bahwa medan-medan peperangan di wilayah Arab merasa ngeri melihat keganasan Hindun muda dalam mengisi lembaran-lembaran penting dalam sejarah Arabia.
Penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy telah menyebabkan Rasulullah harus mengungsi ke Madinah. Namun Rasulullah tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk menikmati ketenanan hidup sekalipun beliau berada di tempat yang jauh. Sambutan baik penduduk Madinah dan keberhasilan beliau dalam membangun kekuatan telah menyebabkan kemarahan dan kecemburuan kaum Quraisy. Mereka mengirimkan balatentara guna menghancurkan Rasulullah dan para pengikutnya.
Akibatnya, terjadilah perang Badar yang berakhir dengan kemenangan kaum muslimin. Salah seorang putra Hindun yang bertempur di pihak pasukan Mekah terbunuh dalam insiden tersebut.
Kekalahan yang memalukan ini hanya menambah kemarahan kaum Quraisy. Karenanya, mereka mengumpulkan kekuatan dan mengirimkan ekspedisi militer untuk menyerbu Madinah.
Hindun yang punya dendam kesumat ikut merekrut pasukan khusus wanita. Mereka berasal dari kalangan wanita bangsawan Quraisy. Di bawah pimpinannya, pasukan ini bergabung dengan rekan-rekan mereka menuju Madinah. Mereka melakukan marching sembari bernyanyi menyanyikan lagu peperangan.
Kaum Muslimin berkumpul di bukit Uhud untuk mempertahankan kedaulatan mereka. Sebelum pasukan Mekah menyerang pasukan Muslim, Hindun dan pasukan srikandinya berdiri di depan mereka dan menyanyikan syair.
Kami adalah anak-anak matahari pagi
Kami melangkah di atas permadani beludru
Kami menyambut mereka dengan kalungan bunga
Yang maju ke medan tempur dengan hati yang tak pernah kecut
Kami dekap mereka dengan penuh cinta ke dada kami
Tetapi kami tendang mereka untuk selamanya
Tinggalkan medan layaknya pengecut.
Tergerak oleh ucapan yang merendahkan itu, orang-orang Mekah menerjang pasukan Muslim. Hindun dan pengikut-pengikutnya berdiri di belakang mereka seraya tetap mendendangkan:
Majulah kawan! majulah !
Putra-putra pahlawan majulah !
Pegang pedang kalian erat-erat !
Bunuh musuh sampai kepala terakhir
Biarkan bendera kebanggaan kalian berkibar di angkasa
Jadikan medang perang kosong dari para musuh
Majulah kawan, majulah !
Putra halilintan, majulah !
Kedua pasukan bertempur mati-matian hingga medan Uhud banjir darah dan mayat. Hamzah, paman Rasulullah, gugur dalam pertempuran itu. Hindun membelah jenazahnya, mengambil jantungnya, memamah dan memuntahkannya kembali. Ia juga memotong hidung dan telinga pasukan muslim yang tewas dan merangkainya menjadi kalung. Dengan bangga Hindun memakai rangkaian anggota tubuh manusia itu, menari dan menyanyi.:
Puas sudah rasa haus darah yang menyerang jiwa
Padam sudah bara dalam dada
Hindun, kini roh anakmu telah terbebaskan
Kembali pulanglah segera ke rumah !
Tujuh tahun setelah peristiwa Uhud, masa-masa kegelapan Islam telah berlalu. Rasulullah berhasil menaklukkan Mekah dan mendeklarasikan pengampunan massal kepada musuh-musuh beliau. Tersentuh oleh keluhuran budi Rasulullah, orang-orang Mekah berkumpul di hadapan beliau dan menyatakan syahadat.
Hindun tidak tinggal diam. Dia datang bersama pengikut-pengikutnya menghadap Nabi dan menyatakan masuk Islam. Rasulullah memberi mereka nasehat seraya berkata:
“Berjanjilah bahwa kalian tidak akan berbohong dan melakukan zina.”
“Wahai Rasulullah, mungkinkah wanita terhormat melakukan hal itu ?” Tanya Hindun.
“Alangkah baiknya kalau kalian tidak melakukannya. Berjanjilah bahwa kalian tidak akan membunuh anak-anak kalian” lanjut Rasulullah.
“Kami yang membesarkan mereka. Kalianlah para lelaki yang membawa mereka ke medan perang dan membunuh mereka.” Jawab Hindun lagi.
Rasulullah menatap si pembicara, “Apakah kamu Hindun?”
“Benar Wahai Rasulullah.”
“Baiklah kalau begitu, jangan ijinkan lagi lelaki kalian membunuh mereka. Berjanjilah juga bahwa kalian tidak akan mencuri.”
“Kadang-kadang aku melakukan hal ini, tetapi aku mencurinya dari dompet suamiku; apakah itu juga termasuk pencurian ?”
Rasulullah tersenyum, “Bukan, itu bukan mencuri, tetapi jangan menggunakan uang suami secara berlebihan.”